KABAR | EKONOMI

PENGARUH SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB di DKI JAKARTA

SKIH / ISTIMEWA

PENGARUH SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB di DKI JAKARTA

Penulis: Aang Gunawan (Nim: 222021803001) mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi Konsentrasi Servis Manajamen Universitas Trisakti Jakarta

Pada awalnya, peran transportasi yaitu untuk mengakomodasi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring perkembangan waktu, sistem transportasi berperan penting sebagai sarana bagi sistem produksi untuk kelancaran arus barang, yang memberikan dampak positif bagi perekonomian suatu negara. Dari sudut pandang makro ekonomi, transportasi memegang peranan strategis dalam peningkatan PDB Nasional karena sifatnya sebagai derived demand, artinya jika penyediaan transportasi meningkat, maka akan memicu peningkatan Produk Domestik Bruto Nasional (Bappenas, 2012). Dalam hal ini, transportasi sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan penilaian indikator kinerja pembangunan sektor transportasi, dimana menurut Mosse & Sontheimer (1996) salah satu indikator makro ekonomi sektor transportasi adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

DKI Jakarta adalah ibukota negara Indonesia yang berperan sebagai pusat pemerintahan dan juga pusat bisnis yang dikelilingi oleh kawasan-kawasan industri. Selain itu, DKI Jakarta merupakan kota tujuan wisata. Dengan demikian, terdapat mobilitas transportasi yang tinggi baik untuk angkutan penumpang dan juga barang, serta memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pada Tahun 2017, kontribusi Sektor Transportasi dan Pergudangan terhadap PDRB Total DKI Jakarta sebesar 3,44%. PDRB Sektor Transportasi dan Pergudangan ini meliputi: angkutan rel; angkutan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyebrangan; angkutan udara; serta pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir.

Kontribusi terbesar bagi PDRB Sektor Transportasi dan Pergudangan yaitu angkutan darat, yaitu sebesar 41,6% dari total PDRB Sektor Transportasi dan Pergudangan. Dengan demikian, di sini akan dilihat pengaruh indikator kinerja transportasi, khususnya angkutan darat, terhadap PDRB Sektor Transportasi dan Pergudangan di DKI Jakarta.

Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB Sektor Transportasi adalah panjang jalan, jumlah kendaraan bermotor dan jumlah penduduk (Simbolon, 2010; Fahruky, 2009). Simbolon (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa jumlah kendaraan dan jumlah penduduk memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap PDRB Sektor Transportasi di Indonesia, namun panjang jalan memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan.

Sementara itu, Fahruky (2009) melakukan penelitian di Sumatera Utara dimana panjang jalan berpengaruh signifikan terhadap PDRB Sektor Transportasi. Dengan demikian, pada kajian ini akan dilakukan analisa pengaruh jumlah penduduk, jumlah kendaraan, dan panjang jalan di DKI Jakarta terhadap nilai PDRB Sektor Transportasi di DKI Jakarta, dengan konseptual model seperti disajikan pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1 Konseptual Model
1. KAJIAN LITERATUR
1.1. Peranan Transportasi dalam Pembangunan Ekonomi
Transportasi memiliki fungsi yang penting dalam urat nadi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial dan politik, serta sebagai sarana mobilisasi masyarakat yang bertumbuh seiring perkembangan berbagai bidang dan sektor (Kadir, 2006). Peran utama transportasi dalam aspek ekonomi dan sosial ekonomi pada suatu negara adalah: menjamin ketersediaan barang; menjaga stabilisasi dan tidak adanya disparitas harga; penurunan harga; peningkatan nilai tanah; adanya spesialisasi antar wilayah; berkembanganya usaha skala besar; dan terjadinya urbanisasi dan konsentrasi populasi penduduk.

1.2. Indikator Kinerja Pembangunan Sektor Transportasi
Mosse & Sontheimer (1996) mengembangkan indikator performansi transportasi, yang terdiri atas indikator makro ekonomi dan mikro ekonomi. Indikator makro ekonomi, yaitu nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan penyerapan tenaga kerja. Sementara itu, indikator mikro ekonomi terdiri atas 6 indikator yang dibedakan atas jenis moda, dan pembedaan pada angkutan barang dan penumpang. Keenam indikator mikro ekonomi sektor transportasi yaitu: Kapasitas jaringan, Volume lalu lintas, Jumlah sarana, Indikator keuangan, Tingkat keselamatan, Informasi lainnya.

1.3. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu. Jumlah nilai barang dan jasa akhir yang disediakan dari produksi harus sama dengan nilai barang yang digunakan.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada periode saat ini, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.

PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui sebaran dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.
Berdasarkan Perhitungan BPS (2005), perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

a. Pendekatan Produksi, Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (umumnya triwulan dan satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 17 lapangan usaha, yaitu: (1) pertanian, kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) pengadaan listrik, (5) pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, (6) konstruksi, (7) perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil & sepeda motor, (8) transportasi dan pergudangan, (9) penyediaan akomodasi dan makan minum, (10) informasi dan komunikasi, (11) jasa keuangan dan asuransi, (12) real estate, (13) jasa perusahaan, (14) administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, (15) jasa pendidikan, (16) jasa kesehatan dan kegiatan lainnya dan (17) jasa lainnya.

b.Pendekatan Pengeluaran, Produk Domestik Regional Bruto adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga, (2) pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga, (3) konsumsi pemerintah, (4) pembentukan modal tetap domestik bruto, (5) perubahan inventori & diskrepansi statistik, (6) ekspor barang dan jasa, dan (7) impor barang dan jasa.

c.Pendekatan Pendapatan, Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (triwulan dan tahunan). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

2. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan menggunakan data sekunder dari BPS DKI Jakarta: Data Jumlah Penduduk DKI Jakarta, Data Panjang Jalan di DKI Jakarta, Data Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta, Data PDRB Sektor Transportasi dan Pergudangan di DKI Jakarta.
Hasil pengumpulan data seperti terlihat pada tabel berikut:

Sumber: BPS, diolah
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan analisa pengaruh jumlah penduduk, jumlah kendaraan, dan panjang jalan di DKI Jakarta terhadap nilai PDRB Sektor Transportasi di DKI Jakarta, hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah penduduk, jumlah kendaraan, dan panjang jalan di DKI Jakarta, terhadap nilai PDRB Sektor Transportasi di DKI Jakarta.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah penduduk, jumlah kendaraan, dan panjang jalan di DKI Jakarta, terhadap nilai PDRB Sektor Transportasi di DKI Jakarta.

Pengujian dilakukan dengan uji regresi menggunakan Anova menggunakan software SPSS. Secara statistik dengan tingkat kepercayaan 5%, Ho diterima jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (Sig. > 0,05) atau dengan kata lain, H1 diterima jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (Sig. < 0,05). Hasil uji regresi menggunakan Anova dapat dilihat pada tabel berikut:

Seperti terlihat pada hasil uji regresi di atas, variabel jumlah penduduk memiliki nilai signifikansi 0,02 ( Sig. < 0,05) artinya bahwa variabel jumlah penduduk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai PDRB Sektor Transportasi dan Pergudangan di DKI Jakarta. Namun, variabel panjang jalan dan jumlah kendaraan bermotor memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai PDRB Sektor Transportasi dan Pergudangan di DKI Jakarta.

Hal ini menunjukkan bahwa di DKI Jakarta perlu dilakukan pengurangan jumlah kendaraan bermotor. Sementara itu, panjang jalan yang ada saat ini pun perlu dilakukan pengurangan, artinya panjang jalan saat ini belum efektif dari sisi jarak tempuh perjalanan dari titik awal ke titik tujuan masih terlalu panjang. Di sisi lain, jumlah penduduk DKI Jakarta sangat besar, sehingga terjadi kemacetan seperti yang dirasakan oleh masyarakat saat ini. Hal ini menunjukkan, bahwa solusi dari peningkatan jumlah penduduk tidak berbanding lurus terhadap peningkatan ruas jalan, namun perlu dilakukan efektvitas dalam waktu perjalanan. Salah satu alternatif solusinya adalah penggunaan transportasi umum, di mana dapat mengurangi jumlah kendaraan dan di satu sisi dapat mengefektifkan jarak tempuh/waktu perjalanan. Penerapan alternatif solusi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi lebih pada nilai PDRB Sektor Transportasi dan Pergudangan di DKI Jakarta, khususnya angkutan darat (jalan).

Penulis: Aang Gunawan (Nim: 222021803001) mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi Konsentrasi Servis Manajamen Universitas Trisakti Jakarta.
Source
- Bappenas. 2012. Kajian evaluasi pembangunan Bidang Transportasi di Indonesia.
- Fahruky, A. F. 2009. Analisis peranan Sektor Transportasi dan Telekomunikasi terhadap PDRB Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara: Medan.
- Kadir, Abdul. 2006. Transportasi: Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah WAHANA HIJAU, Vol. 1, No. 3.
- Mosse, R. dan Sontheimer, L.E. 1996. Performance Monitoring Indicators Handbook, World Bank Technical Paper No. 334.
- Simbolon, A. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi PDB Sektor Transportasi dan Telekomunikasi Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara: Medan

Penulis: Priyono
Editor: Priyono

Now Trending